Bayu Damai
Pelayaran merentasi lautan tak
bergelora,
Perjalanan melewati
benua tiada beraral,
tiba saat menungkah
angin nan tak berbadai,
aku menyusuri laluan
barakah menyucikan hati yang hina,
saat menginjak tanah
bumi anbia,
jiwa ku disapa bayu
damai mujahadah,
terhidu jua aroma
Raudah meresap di pangkal nyawa,
dingin yang sukar ku
damba,
di sinilah tertegaknya
Islam,
dalam lipatan sejarah
bersama mu…duhai Rasul Allah,
biar hilang ditimbus
sang waktu,
namun tiadalah luput di
jiwa kami..ummat mu yang
rindu dengan sangat
cahay di wajah mulia mu,
al-munawarah terukir
cinta di hatiku,
kami datang duhai
Allah,
kami datang memenuhi
panggilan Mu,
hati hina ku bawa
mengadap Mu yang Maha Mulia,
bertakzim di hadapan Mu
merafa’kan syukur,
indah kaabah Mu mampu merembeskan
air mata ku,
tenang seolah Kau cabut
segala gelisah di hati,
terik memanah ubun-ubun
tak terasa bahang,
itulah kasih sayang
Ar-Rahman,
rawan meragut
ketenangan ketika lambaian terakhir,
hiba memihit perasaan,
andai ku punya waktu
sudilah duhai Allah..
menjemputku kembali,
kerana al-mukaramah
semakin jauh semakin aku rindu…
(zara faihanah, 20 Ramadhan 1434)